Senin, 06 Agustus 2012

NTT Ekspor 30 Ribu Ton Batu Mangan ke Cina

Diposting oleh Unknown di 00.26

 Sedikitnya 30 ribu ton batu mangan telah diekspor ke Cina oleh PT Soe Makmur Resources Tbk, perusahaan tambang mangan di Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS), Nusa Tenggara Timur (NTT).
"Sekitar 30 ribu ton lebih yg sudah dikirim ke Cina melalui pelabuhan Tenau Kupang," kata General Affair PT SMR Jefri Banunaek kepada wartawan, Ahad, 5 Agustus 2012.
Berdasarkan penelitian, mangan di wilayah TTS dan daratan Pulau Timor memiliki kualitas kelas dunia kedua setelah Afrika Selatan. Batu mangan merupakan bahan dasar pembuatan besi baja, batu baterai dan campuran pembuatan cat dasar.

Batu mangan yang telah dikirim ke Cina itu, menurut dia, merupakan hasil produksi PT SMR yang mendapat ijin oeprasional sejak tahun 2008-2012 ini.
Dari 18 blok yang ada, ujarnya, sampai saat ini baru sekitar lima blok yang digarap PT SMR. Dalam sehari produksi mangan bisa mencapai 100-200 ton. "Kami sudah beroperasi selama empat tahun di daerah ini," katanya.
Perusahaan tersebut mengantongi izin tambang selama 20 tahun dari pemerintah Kabupaten TTS untuk menggarap kawasan mangan di wilayah Kecamatan Kuatnana, seluas sekitar 4.550 hektare.
Batu mangan itu digali menggunakan ekskavator di beberapa bukit, selanjutnya dikumpulkan oleh warga sekitar untuk dijual kembali ke PT SMR. Mangan yang didapat kemudian dicuci di gudang penampungan, sebelum dikirim ke Cina.
Batu mangan yang dikumpulkan warga desa sekitar dibeli dengan harga Rp 400 per kilogram. Namun, masyarakat hanya mendapat Rp 200 per kg-nya, karena harus dibagikan dengan pemilik tanah. "Kami beli dengan harga Rp 400 per kg, karena mereka hanya mengumpulkan," katanya.
Walaupun terbilang kecil harga mangan dari masyarakat, namun menurut dia, PT SMR memberikan royalti sebesar Rp 50 ribu per ton-nya yang dapat digunakan untuk pembangunan jalan, puskesmas, rumah ibadah dan lainnya. "Royalti itu diberikan kepada masyarakat untuk berbagai kegiatan di daerah itu," katanya.
Salah seorang pengepul mangan, Rince, 24 tahun, warga desa Lakat, Kecamatan Kuatnan, mengaku dalam sehari dia bersama keluarga bisa mengumpulkan 20 kg batu mangan. "Jadi dalam seminggu hasil kami hanya Rp 10 ribu," katanya.
Ironisnya, mereka tidak dibekali dengan peralatan keselamatan kerja, seprti helm dan masker di lokasi tambang. "Kami terima resikonya, karena kami butuh uang," katanya.
Sekretaris Daerah NTT Frans Salem yang berkunjung ke lokasi itu menilai keberadaan tambang mangan milik PT SMR dapat diterima masyarakat, tidak seperti di daerah lain yang selalu konflik.
Hal itu, karena PT SMR mempekerjakan sekitar 300 warga lokal dari total pekerja sekitar 700 orang. "Kehadiran SMR bawa kesejahteraan bagi masyarakat lokal di daerah ini," katanya.
Tidak hanya itu, SMR juga membuka jalan desa sepanjang 6 kilometer yang menghabiskan dana sebesar Rp 4 miliar, dan menghibahkan dana Rp 1 miliar lebih untuk warga desa di sekitar lokasi tambang itu.

0 komentar:

Posting Komentar

 

Melvak Nadila Ulfa Template by Ipietoon Blogger Template | Gift Idea